X-Road, varian khusus untuk Indonesia
Terkaget-kaget, barangkali itulah kata yang tepat menggambarkan bagaimana PT. Indomobil Niaga Internatioal (PT. IMNI) mendapati permintaan pasar Suzuki SX4.
Gimana nggak? Sejak pertama kali diperkenalkan April tahun lalu SX4 diterima PT. IMNI langsung dari Jepang berbentuk CBU (Compeltely Built Up) sebanyak 300-an unit per bulan. Tak dinyana, permintaan hampir dua kali lipat dari angka itu. Walhasil deretan inden sudah mencapai bulan 11 di tahun ini.
Gerak cepat langsung dilakukan. Guna memenuhi permintaan pasar, PT. IMNI merubah strategi dengan memproduksi sendiri versi CKD (Completely Knock Down) di pabrik mereka di Tambun, Bekasi. Hal yang sama juga dilakukan pada Suzuki Swift.
Nah, untuk produk lokal crossover pertama di Indonesia ini diperkenalkan dalam dua varian; X-Over dan X-Road. Bedanya?
“X-Over lebih ditujukan sebagai kendaraan dual purpose, bisa dipakai off road ringan dan on road. Sedang X-Road untuk keperluan city use,” kata Soebronto Laras, Presiden Direktur IMNI, saat launching di Manado, Sulawesi Utara, akhir bulan lalu.
Saya mendapat kesempatan menguji SX4 X-Over. Sepintas, khusus X-Over yang di uji, sama dengan versi CBU Jepang-nya. Kelebihannya, ada tambahan dua cakram di roda belakang.
X-Over, lebih sangar dan macho
Selain versi 4 percepatan otomatis, SX4 juga tersedia dalam versi manual menggunakan 5 tingkat percepatan. (Lihat boks: PERBEDAAN X-Over dan X-Road).
Soal mesin tak ada perubahan. SX4 dalam negeri ini masih menggunakan mesin M15A 1.500 cc DOHC (Double OverHead Carmshaft) VVT (Variable Valve Timing) 16 valve. Tenaga yang dihasilkan mencapai 100 PS pada 6000 rpm dan torsi maksimum 133 Nm pada 4000 rpm SX4.
Tenaga dan torsi ini lumayan pas buat meluncur melewati tanjakan dan turunan yang lumayan dari kota Manado menuju kawasan Danau Tondano. Namun, sayangnya, saya tak sempat mencicipi kecepatan maksimal SX4 lantaran harus beriringan mengikuti patwal.
Yang membuat saya terkesan adalah radius putarnya. Meski masuk kategori mini SUV, SX4 memiliki minimum turning radius 5,3 meter. Sehingga handling SX4 melewati belokan ekstrim dalam perjalanan Danau Tondano menuju Tomohon menjadi tak ada masalah.
Perjalanan diakhiri di Lokon Resort yang terletak kaki Gunung Lokon yang menyajikan pemandangan indah gunung aktif setinggi 1.580 meter dari permukaan laut tersebut.
Sebenarnya, memproduksi sendiri SX4 bukan hanya soal memenuhi pasar tapi juga memperluas. Hal ini terlihat dari optimistisnya Suzuki dengan produknya yang satu ini. Mereka berencana memproduksi 1.000 unit tiap bulannya. Sebanyak 70% diantaranya untuk X-Over dan sisanya X-Road.
Rencananya, untuk X-Over bakal dilansir bulan Mei sementara X-Road siap dipesan bulan Juni. Karena diproduksi lokal, harga Suzuki SX4 ini akan lebih rendah.
Harganya? “Nanti saja, tapi X-Over sekitar Rp 160 juta dan X-Road sekitar Rp 150 juta,” kata Bebin Djuanda, Brand Manager Marketing 4W Brand II (Swift, Grand Vitara, SX4, dan Baleno) PT IMNI memberi bocoran.
Kesimpulannya, CKD atau CBU, rasanya idem ditto. Jadi, punya Suzuki SX4 dalam negeri? Siapa takut?
SPESIFIKASI
Mesin: M15A DOHC 16 valve VVT
Kapasitas: 1.490 cc
Daya Maksimum: 100 ps/6.000 rpm
Torsi: 133 Nm/4.000 rpm
Transmisi: 4-speed automatic shift gate; 5-speed manual
Dimensi (pxlxt): 4135/1755/1605 mm
Suspensi: Independent MacPherson Strut (depan); Torsion Beam (belakang)
PERBEDAAN X-Over dan X-Road
Ekterior
X-Over dilengkapi roof rail, rear mud guard, front mud guard, side under protection, wheelarch extension, kaca spion bisa dilipat otomatis. Sedangkan X-Road tidak dilengkapi namun ada turning signal di kaca spion.
Air Intake
X-Over 715 mm. X-Road 700 mm
Ground clereance
X-Over 175 mm. X-Road 165 mm
Ban
X-Over 205/60 R16. X-Road 195/65 R15
Interior
X-Over dilengkapi CD tuner integrated, audio control steering wheel, dan 8 speaker. X-Road hanya dilengkapi audio player dengan dua speaker.
Multi Information Display (MID) pada X-Over menunjukkan suhu diluar, watu, konsumsi bahan bakar. Untuk X-Road hanya penunjuk waktu saja.
Keamanan
X-Over dilengkapi dual SRS airbags sedangkan X-Road tidak. X-Road hanya TECT body, sedangkan X-Over plus 4 rem cakram dengan ABS, EBD dan BA.
__________________________________________________________________
10 TIPS Merawat AC Mobil
Berkendaraan Mobil akan terasa nyaman, jika penyejuk udara (AC) bekerja sempurna. Sudah menjadi suatu kebutuhan apalagi dikota besar seperti Jakarta kalau AC ngadat atau tak dingin, keadaan pun jadi serba salah kaca jendela kalau dibuka, masalah keamanan, debu dan asap kendaraan akan masuk, namun jika ditutup ruangan akan terasa panas dan pengap,gangguan pada AC biasanya lantaran kurang perawatan. Tips berikut ini dapat membantu Anda melakukan perawatan AC sendiri sebelum kondisi AC menjadi rusak berat:
- Jagalah selalu kebersihan kabin dari debu dan kotoran. Terutama karpet 2 lembar yang didepan karena akan tersedot kedalam evaporator (lembab) sehingga terjadi jamur dan spora sangat tidak baik buat kesehatan, dan menimbulkan bau yg tidak enak bila pertama kali AC dihidupkan.
- Saat mencuci mobil, buka kap mesinnya dan semprotkan air yang kencang pada bagian Condensor AC (yang bentuknya mirip radiator dan biasanya terletak didepan radiator) kotoran atau debu yang menempel bila dibiarkan akan mengeras bisa mengakibatkan korosi atau keropos sehingga menjadi bocor pada bagian kondensor.
- Memilih tempat parkir yang teduh jika parkir kendaraan dalam waktu yang cukup lama, Karena kalau di tempat panas biasanya pas pengemudi masuk, ruang dalam cukup panas dan mengakibatkan membutuhkan proses pendinginan yang lama. Selain itu beban pendinginan saat mobil berjalan pun ikut tinggi.
- Perisalah ExtraFan (kipas) yang didepan Condensor apakah hidup bila Ac dihidupkan. Bila tidak segera ganti, akan mengakibatkan Compressor rusak atau selang high press bisa meledak.
- Jangan merokok di dalam mobil karena asapnya bisa mengotori Evaporator nikotinnya yang lengket dan berlendir serta menimbulkan bau tak sedap dan susah hilang.
- Jangan memaksimalkan beban AC saat kendaraan melaju kencang dengan menurunkan temperaturnya.
- Sebelum menghidupkan mesin matikan AC terlebih dahulu, sesudah mesin stabil baru hidupkan AC. Begitupun sebaliknya, matikan AC terlebih dahulu bila mau matikan mesin.
- Jangan memakai pengharum wewangian yang mutunya kurang jelas, akan menimbulkan bau dan susah dibersihkan. Dan jangan memakai pengharum model colok ke grill sebab sering terjadi patah. (karena sebagian Grill susah dapat dibeli dipasaran).
- Kalau ada gejala yang tidak biasa seperti AC kurang dingin lebih baik segera ke bengkel specialist ac mobil, agar tidak terlanjur rusak yang mengakibatkan biaya tinggi.
- Lakukan perawatan rutin AC। Sangat disarankan setahun sekali, yang perlu diganti Receiver Dryer, Oil Compressor, services Blower, Evaporator, kuras Condensor dan Freon. Perawatan rutin di samping memperpanjang fungsi Componen AC menjadi lebih lama, juga akan membuat udara segar yang berembus selalu segar.(sumber: afuacmobil)
___________________________________________________________________________________
Tips Suzuki Karimun Estilo
Ganti Oli Transmisi Karimun Estilo Lebih Cepat, Cegah Tersendat
Kurnia Hisza, pemilik Karimun Estilo lansiran 2007 mengeluhkan soal perpindahan gigi transmisi yang agak keras. “Pas pindah gigi sepertinya sudah masuk, tapi ternyata baru setengah masuk sehingga kadang menimbulkan bunyi gesekan,” tutur anggota Karimun Club Indonesia (KCI) ini.
Pria yang baru melepas masa lajang ini, juga mengalami hal serupa ketika memindahkan gigi transmisi ke posisi mundur. “Apabila sudah masuk, juga ada bunyi akibat sedikit dipaksakan,” tutur QQ, sapaan akrabnya mewakili teman-teman pengguna Karimun Estilo di KCI.
Menanggapi kasus demikian, Ronny Gunawan, workshop head Suzuki Pekanbaru, Riau ikut urun pendapat. “Karakter transmisi bawaannya memang demikian, namun bukan berarti rusak,” jelas Ronny.
Pria yang juga mantan ketua umum dan kini dewan penasehat KCI ini berbagi pengalamannya menggunakan Karimun Estilo generasi awal yang juga mengalami hal demikian. Namun setelah berganti New Karimun Estilo, gejala ini tidak pernah terasa.
“Awalnya memang begitu, namun setelah pemakaian agak lama setelah satu tahun pertama tidak terasa,” jelas Ronny yang memberikan catatan pemakaian normal dan gaya mengemudi yang tidak sesuai juga berpengaruh pada kesehatan komponen transmisi.
Ronny menyarankan penggantian oli transmisi yang lebih awal dari patokan rekomendasi bengkel resmi bisa meminimalisir gejala ini. Ronny merekomendasikan oli Suzuki Genuine Oil dengan patokan viskositas 75/80 sesuai rujukan pabrik dan karakter transmisi.
Sebagai ilustrasi, anjuran pabrikan penggantian oli transmisi yang dilakukan pada batas tempuh kelipatan 20 ribu km, kini menjadi lebih awal di batasan tempuh 10 ribu km.
“Patokan gampangnya, setiap penggantian oli mesin kedua kali sekalian ganti oli transmisi,” ujar Ronny menyebut kapasitas 2,5 liter oli transmisi yang dibutuhkan.
Bagaimana jika diberikan oli transmisi dengan tingkat viskositas yang lebih tinggi? Menurut penggemar masakan empal gentong ini, jika oli terlalu encer dikhawatirkan akan menimbulkan bunyi gesekan. Lalu jika terlalu kental perpindahan gigi transmisi justru akan tersendat.
Jadi penggantian oli transmisi lebih awal selain meminimalisir gejala tersendat juga menambah usia komponen transmisi itu sendiri. (mobil.otomotifnet.com) _______________________________________________________
Tips perawatan mobil SUZUKI SWIFT
Mobil transmisi otomatis tidak lagi menjadi momok bagi penggunanya. Pada Suzuki Swift, ada beberapa langkah perawatan ringan yg harus dilakukan di Bengkel Mobil.
Merujuk perawatan berkala rekmondasi bengkel mobil, batasan tempuh untuk penggantian oli transmisi mencapai 100 ribu km. “Lebih cepat diganti bisa lebih awet,” saran Sarmilih, service manager Suzuki Pondok Indah, Jaksel. Seraya menyebut batasan anjuran di kisaran 40 ribu km hingga 50 ribu km.
Mengingat kinerja transmisi matik yg kerap ‘disiksa’ dalam kondisi kemacetan terus menerus di wilayah perkotaan seperti Jakarta misalnya. Bengkel mobil menjelaskan, biasanya untuk penggantian oli transmisi yg lebih cepat ini hanya mengganti oli pada tabung bawah di wilayah sekitar karter.
Istilah teknisnya, ditap atau diisi ulang lagi. Penggantiannya hanya menghabiskan tiga liter oli transmisi. Selanjutnya oli transmisi baru akan bersikulasi otomatis dgn sisa oli yg bertahan. Langkah seperti ini lebih hemat dari segi alokasi biaya.
Dibandingkan dgn metode penggantian ulang secara menyeluruh yg membutuhkan oli transmisi antara 12 liter hingga 15 liter. Tujuan dari metode pengurasan ini agar ruang transmisi lebih bersih dan tidak meninggalkan sisa oli lama.
Langkah ini wajib dijalankan sesuai rekomendasi pabrikan dan bengkel mobil di jarak tempuh 100 ribu km. Namun, jika sering dihadapkan dgn kondisi jalanan macet, metode pengurasan sebelum mencapai 100 ribu km akan lebih baik.
Warna bening pada minyak rem bukan jaminan kadar air rendah
“Ada juga yg baru mencapai 40 ribu km minta dikuras,” jelas Sarmilih. Di bengkel mobl resmi Suzuki, disodorkan oli transmisi produksi Suzuki Genuine Oil (SGO) ATF berkode 3317. Klaimnya mampu menahan tekanan suhu tinggi dan mengurangi gejala slip ketika kecepatan tinggi.
“Pindah gigi jadi lebih halus,” promo Yoyok S. Soebadi dari SGO yg menyebut spesifikasinya diatas Dextron III. Satu kemasan botol berisi satu liter dijual di kisaran Rp 80 ribu melalui bengkel mobil resmi Suzuki.
Pemakaian transmisi matik di jalanan macet, apalagi sering melakukan ‘stop and go’ tentunya mempengaruhi kinerja penghenti laju, khususnya rem depan. Jika membandingkan dgn transmisi manual yg sanggup mencapai batas tempuh 70 ribu km, kampas rem mobil transmisi matik bisa lebih cepat habis di kisaran 35 ribu km hingga 40 ribu km.
Pakem ini berlaku untuk rem depan. “Kalau belakang justru lebih awet, bisa tiga kali ganti kampas rem depan, setelah itu baru ganti kampas rem belakang,” tutur Sarmilih. Kalau sudah merambah wilayah pengereman, bisa sekalian memeriksa minyak rem.
Karena asumsi warna minyak rem yg masih bening bukan jaminan kadar airnya rendah. Jika kadar air sudah meningkat, potensi karat di piston pada kaliper dan sil karet siap mengancam.
Sumber: ototips.otomotifnet.com